Disusun Oleh :
M. ANDIKA FIRMANSYAH
NIS :2672/382.063
M. ANDIKA FIRMANSYAH
NIS :2672/382.063
KOMPETENSI
KEAHLIAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK
SMK TELEKOMUNIKASI DARUL ULUM JOMBANG
2017
SMK TELEKOMUNIKASI DARUL ULUM JOMBANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
Kegiatan Prakerin yang disusun oleh :
Nama :
Mohammad Andika Firmansyah
Nis : 2672/382.063
Program Studi Keahlian : Rekayasa Perangkat Lunak
Kompetensi Keahlian :
Dengan Judul : E-Book (Perpustakaan Digital)
Nis : 2672/382.063
Program Studi Keahlian : Rekayasa Perangkat Lunak
Kompetensi Keahlian :
Dengan Judul : E-Book (Perpustakaan Digital)
Telah
disahkan pada.
Hari :................................
Tanggal :................................
Hari :................................
Tanggal :................................
Mengetahui,
Kepala Sekolah Pembimbing Sekolah
Ir. Nurkoyin, M.Kom Dra. Nur Wahyuningsih
Ketua
Komp. RPL
Rosmiyatul Fakhiroh S.Pd
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang menjadi laporan kami untuk
tugas akhir di SMK. Dalam makalah ini dijelaskan pengertian secara umum. Adapun
tujuan kami menyusun makalah ini yang utama adalah untuk memenuhi tugas dari
Guru guru yang membimbing kami.
Kami menyadari makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dalam bentuk isi maupun dalam bentuk tulisan
dan penyusunannya. Untuk itu kami meminta maaf dan mohon untuk maklumi atas
segala kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
tulisan kami di masa mendatang. Kami harap semoga penyusunan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua terutama bagi siswa-siswa dan wali murid untuk
mengetahui hasil evaluasi anak/dirinya sendiri.
Jombang,
20 Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN .......................................................................................... i
KATA
PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................................
B. Tujuan .......................................................................................................................
C. Manfaat .....................................................................................................................
D. Sistematika Penulisan ...............................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
A. Temuan Studi ............................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................................
B. Tujuan .......................................................................................................................
C. Manfaat .....................................................................................................................
D. Sistematika Penulisan ...............................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
A. Temuan Studi ............................................................................................................
1. Pengertian
Perpustakaan Digital ..............................................................................
B.
Kajian Teori .......................................................................................................... ....
1.
Kendala Pembangunan Perpusatakaan Digital ..........................................................
2.
Kelebihan dan Keunggulan .......................................................................................
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran ..............................................................................................
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran ..............................................................................................
1.
Kesimpulan ................................................................................................................
2. Saran ..........................................................................................................................
BAB IV. DAFTAR PUSTAKA
2. Saran ..........................................................................................................................
BAB IV. DAFTAR PUSTAKA
1.
Daftar Pustaka ...........................................................................................................
LAMPIRAN......
LAMPIRAN......
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Era Informasi tidak terlepas dari peran teknologi yang dominan di segala bidang. Teknologi menjadi penting diterapkan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi. Teknologi informasi merubah aktivitas menjadi cepat, akurat dan fleksibel.Perpustakaan sebagai produsen informasi sangat memungkinkan memanfaatkan teknologi. Teknologi yang digunakan tentunya berkaitan mengenai bagaimana informasi itu diciptakan, dimanage(diolah) dan didistribusikan.
Bukan saatnya
lagi perpustakaan menunggu pelanggannya untuk datang. Kreativitas perlu selalu
ditonjolkan dalam menarik pelanggan. Adanya teknologi informasi di perpustakaan
akan lebih memberikan kepuasan pelanggan dan lebih dikenal masyarakat.
Saat ini gejala
electronic book (e-book) atau buku elektronik mulai booming dan menjadi sesuatu
yang perlu direspon. Mengapa? Karena secara tidak langsung e-book akan
mempengaruhi aktivitas perpustakaan. Khususnya dalam hal koleksi monograf.
Akankah e-book akan mengubah fungsi perpustakaan. Bagaimana nasib perpustakaan
jika e-book mengglobal. Pantaskah dengan perkembangan teknologi, perpustakaan
terus berdiam diri dengan layanan konvensional. Dan apakah perpustakaan dapat menjamin
pelanggan tetap terpuaskan dengan layanan yang selalu monoton dan kurang
terjamah teknologi. Semua tantangan ini patut dijadikan perhatian untuk
melangkah kepada perpustakaan modern yang mempunyai daya saing berkualitas.
E-book tidak
terlepas dari pengaruh teknologi. Dan teknologi dapat mengubah sesuatu menjadi
serbamungkin. Bisa jadi perkembangan e-book akan semakin sempurna. Sangat
memungkinkan e-book berkembang dengan tersedianya fasilitas audiovisual,
3-dimensi bahkan film.
Mungkin saat ini
membaca masih terbatas pada pemahaman (pikiran). Tetapi di masa depan bisa jadi
membaca akan dilengkapi dengan visualisasi yang sangat berguna dalam membantu
pemahaman isi buku. Kenyamanan membaca menjadi impian pelanggan perpustakaan
sebagai seorang konsumen.
Sayangnya, hal
yang demikian tidak dapat dirasakan oleh semua lapisan pelanggan perpustakaan.
Karena saat ini (dalam era informasi khususnya) mulai ada kecenderungan dari
free information service kepada fee information service. Dalam pengertian bahwa
telah ada pergeseran dalam mendapatkan informasi. Yang dulunya informasi dapat
diperoleh secara gratis, saat ini mulai ada kecenderungan bahwa informasi
sangat berharga. Bahkan terkesan dibisniskan (dijualbelikan). Sehingga dalam
memperoleh informasi seseorang harus membayar/ membeli.
Oleh karena itu perpustakaan – dengan
pustakawan di dalamnya – dituntut mampu mengatasi permasalahan ini dengan tetap
menyajikan informasi bagi semua lapisan pelanggan secara mudah dan murah (baca
: gratis). Dan salah satu jalan yaitu pemanfaatan teknologi dengan cara kreatif
sehingga menghasilkan produk (informasi) yang bermanfaat. Akhirnya sasaran di
masa depan dapat tercapai yaitu perpustakaan yang berwawasan teknologi yang
memihak kapada semua lapisan pelanggannya. Terdapat beberapa istilah yang berhubungan dengan
perkembangan media informasi dalam perpustakaan, yaitu perpustakaan
tradisional, perpustakaan hibrid, perpustakaan digital dan perpustakaan virtual
atau maya. Istilah tersebut timbul sebagai akibat dari masuknya TI dan
komunikasi ke dalam dunia pengelolaan perpustakaan.
Rumusan Masalah
:
1. Bagaimana Sejarah
singkat pengenalan terhadap perpustakaan digital ?
2. Apakah yang
dimaksud dengan Perpustakaan Digital ?
3. Apakah Keunggulan
Perpustakaan Digital ?
4. Apakah
Kelemahan Perpustakaan Digital ?
5. Apakah manfaat dari Perpustakaan Digital ?
6. Apakah
Perbedaan Perpustakaan biasa dengan perpustakaan Digital ?
B. TUJUAN
Tujuannya :
1. Untuk
mengetahui dan memahami perkembangan dan manfaat dari inovasi jaringan
perpustakaan digital dalam kehidupan manusia.
2. Untuk
membuat konsep perpustakaan digital di masa yang akan datang guna memenuhi
kebutuhan informasi.
C. Manfaat
1.
Menambah
pengetahuan tentang teknologi informasi khususnya penyebaran informasi lewat
perpustakaan digital.
2.
Memahami
lebih dalam tentang inovasi perpustakaan digital di masa yang akan datang.
D. SISTEMATIKA
PENULISAN
Dalam
penulisan laporan ini terdiri dari 4 bab antara lain :
Bab
I Pendahuluan
Pada
Bab ini memuat tentang latang belakang,tujuan,dan manfaat E- Book
Bab
II Pembahasan dan Temuan
Pada
Bab ini memuat tentang Pengertian E-Book,Kendala penggunaan
E-Book,Solusi,Keunggulan
E-Book, dan Konsepnya
Bab
III Penutup
Pada
Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Perpustakaan
digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan),
gambar, suara dalam bentuk _le elektronik dan mendistribusikannya dengan
menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer. Istillah
perpustakaan digital atau digital library sendiri mengandung pengertian sama
dengan electronic library dan virtual library.
Sedangkan
istilah yang sering digunakan dewasa ini adalah digital library, hal ini bisa
kita lihat dengan adanya workshop, simposium, atau konferensi dengan memakai
nama digital library ( Perpustakaan Digital ).
Di Indonesia
terdapat hambatan-hambatan untuk pembangunan digital library, faktor-faktor
yang menghambat untuk pembangunan digital library diantaranya :
v Komunikasi
masih mahal.
v Infrastruktur
kurang memadai.
v Aspek
birokrasi dan politis.
v Kondisi
sosial masyarakat pengguna informasi.
v Aspek
HaKI.
Masalah ini
sebagian besar terbagi menjadi dua :
1) Hak
cipta pada dokumen yang didigitalkan. Yang termasuk di dalamnya adalah
merubah dokumen ke digital dokumen, memasukan digital dokumen ke database,
merubah digital dokumen ke hypertext dokumen
2) Hak
cipta pada dokumen di Communication Network. Di dalam hukum hak cipta masalah
transfer dokumen lewat komputer network belum didefinisikan dengan jelas. Hal
yang perlu disempurnakan adalah tentang hal menyebarkan, hak meminjamkan, hak
memperbanyak, hak menyalurkan baik kepada masyarakat umum atau pribadi,
semuanya dengan media jaringan komputer termasuk di dalamnya internet, intranet
dan sebagainya.
Pengaturan hak
cipta pada digital dokumen di atas sangat diperlukan terutama untuk
memperlancar pembangunan digital library di dunia. Salah satu wujud nyata
adalah penelitian tentang ECSM(Electronic Copyright Management System), yang
intinya adalah sistem memonitor penggunaan digital dokumen oleh user
secara otomatis
v Masalah
Mendigitalkan Dokumen.
Pembuatan
perpustakaan digital tidak menemui masalah selama dokumen yang diterima berupa
elektronik. Masalah muncul pada saat dokumen yang diterima berupa
non-elektronik, misalnya berupa kertas atau buku. Hal ini merupakan masalah
utama yang dibahas pada proyek-proyek penelitian diatas, khususnya dalam
pembuatan perpustakaan digital dengan dokumen dari perpustakaan umum atau dari
grey literature.
a) Transformasi
dari Perpustakaan Tradisional ke Perpustakaan Digital
Perlu formulasi
kebijakan, perencanaan strategis secara holistic termasuk aspek hokum
(copyrights), standarisasi, pengembangan koleksi, infrastruktur jaringan,
metoda akses, pendanaan, kolaborasi, kontrol bibliografi, pelestarian, dan
sebagainya untuk memandu keberhasilan mengintegrasikan tradisional ke format
digital.
Penguatan
kapasitas kebijakan harus ditekankan pada pelatihan dan penyegaran
kepada staf perpustakaan dan pemakai dengan adanya layanan perpustakaan
digital seperti : penggunaan dengan konsep aplikasi perangkat lunak,
sumber daya informasi secara online, digitalisasi, dsb.
b) Perkembangan
Perpustakaan dan Teknologi Informasi
Dunia
perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak ke depan.
Perkembangan dunia perpustakaan ini didukung oleh perkembangan teknologi
informasi dan pemanfaatannya yang telah merambah ke berbagai bidang. Hingga
saat ini tercatat beberapa masalah di dunia perpustakaan yang dicoba didekati
dengan menggunakan teknologi informasi.
Dari segi data
dan dokumen yang disimpan di perpustakaan, dimulai dari perpustakaan
tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa katalog,
kemudian muncul perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog (index).
Katalog mengalami metamorfosa menjadi katalog elektronik yang lebih mudah dan
cepat dalam pencarian kembali koleksi yang disimpan di perpustakaan.
Koleksi
perpustakaan juga mulai dialihmediakan ke bentuk elektronik yang lebih tidak
memakan tempat dan mudah ditemukan kembali. Ini adalah perkembangan mutakhir
dari perpustakaan, yaitu dengan munculnya perpustakaan digital ( digital
library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena
berorientasi ke data digital dan media jaringan computer (internet).
Di sisi lain,
dari segi manajemen (teknik pengelolaan), dengan semakin kompleksnya koleksi
perpustakaan, data peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan, saat
ini muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi untuk otomatisasi
business process di perpustakaan. Sistem yang dikembangkan dengan pemikiran
dasar bagaimana kita melakukan otomatisasi terhadap berbagai business process
di perpustakaan, kemudian terkenal dengan sebutan sistem otomasi perpustakaan (
library automation system).
c) Pengelolaan
Dokumen Elektronik
Pengelolaan dokumen
elektronik memerlukan teknik khusus yang memiliki perbedaan dengan pengelolaan
dokumen tercetak. Proses pengelolaan dokumen elektronik melewati beberapa
tahapan, yang dapat kita rangkumkan dalam proses digitalisasi, penyimpanan dan
pengaksesan/temu kembali dokumen. Pengelolaan dokumen elektronik yang baik dan
terstruktur adalah bekal penting dalam pembangunan sistem perpustakaan digital
(digital library).
1) Proses
Digitalisasi Dokumen
Proses perubahan
dari dokumen tercetak ( printed document) menjadi dokumen elektronik sering
disebut dengan proses digitalisasi dokumen. Dokumen mentah (jurnal, prosiding,
buku, majalah, dsb) diproses dengan sebuah alat (scanner) untuk menghasilkan
doumen elektronik. Proses digitalisasi dokumen ini tentu tidak diperlukan
lagi apabila dokumen elektronik sudah menjadi standar dalam proses dokumentasi
sebuah organisasi.
2) Proses
Penyimpanan
Pada tahap ini
dilakukan proses penyimpanan dimana termasuk didalamnya adalah pemasukan data
(data entry), editing, pembuatan indeks dan klasifikasi berdasarkan subjek dari
dokumen. Klasifikasi bisa menggunakan UDC (Universal Decimal Classification)
atau DDC (Dewey Decimal Classfication) yang banyak digunakan di
perpustakaanperpustakaan di Indonesia.
Ada dua
pendekatan dalam proses penyimpanan, yaitu pendekatan basis file (file base
approach) dan pendekatan basis data (database approach). Masing-masing
pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan, dan kita dapat memilih pendekatan
mana yang akan kita gunakan berdasarkan kebutuhan.
3) Proses
Pengaksesan dan Pencarian Kembali Dokumen
Inti dari proses
ini adalah bagaimana kita dapat melakukan pencarian kembali terhadap dokumen
yang telah kita simpan. Metode pengaksesan dan pencarian kembali dokumen akan
mengikuti pendekatan proses penyimpanan yang kita pilih. Pendekatan database
membuat proses ini lebih fleksibel dan efektif dilakukan, terutama untuk
penyimpanan data sekala besar. Disisi lain, kelemahannya adalah relatif
lebih rumitnya sistem dan proses yang harus kita lakukan.
d) Pengembangan Sistem
Otomasi Perpustakaan
Sistem otomasi
perpustakaan yang baik adalah yang terintegrasi, mulai dari system pengadaan
bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, sistem pencarian kembali bahan
pustaka, sistem sirkulasi, membership, pengaturan denda keterlambatan
pengembalian, dan sistem reporting aktifitas perpustakaan dengan berbagai
parameter pilihan.
Lebih sempurna
lagi apabila sistem otomasi perpustakaan dilengkapi dengan barcoding, dan
mekanisme pengaksesan data berbasis web dan internet. Berikut adalah salah satu
contoh sistem otomasi perpustakaan dengan fitur-fitur yang mengakomodasi
kebutuhan perpustakaan secara lengkap, dari pengadaan, pengolahan, penelusuran,
serta manajemen anggota dan sirkulasi. Diharapkan contoh sistem yang
ditampilkan dapat dijadikan studi kasus dalam pengembangan sistem otomasi
perpustakaan lebih lanjut.
Otentikasi Sistem
Sistem akan
melakukan pengecekan apakah username dan password yang dimasukkan adalah sesuai
dengan yang ada di database. Kemudian juga mengatur tampilan berdasarkan
previlege pemilik account, apakah dia sebagai pengguna atau admin dari sistem.
v Menu Utama
Menampilkan
berbagai menu pengadaan, pengolahan, penelusuran, anggota dan sirkulasi,
katalog peraturan, administrasi dan security. Menu ini dapat di setting untuk
menampilkan menu sesuai dengan hak akses user (previlege), misal kita bisa
hanya mengaktifkan menu penelusuran untuk pengguna umum, dsb.
v Administrasi, Security dan Pembatasan
Akses
Fitur ini
mengakomodasi fungsi untuk menangani pembatasan dan wewenang user,
mengelompokkan user, dan memberi user id serta password. Juga mengelola dan
mengembangkan serta mengatur sendiri akses menu yang diinginkan.
v Pengadaan Bahan Pustaka
Fitur ini
mengakomodasi fungsi untuk pencatatan permintaan, pemesanan dan pembayaran
bahan pustaka, serta penerimaan dan laporan (reporting) proses pengadaan.
v Pengolahan Bahan Pustaka
Fitur ini
mengakomodasi proses pemasukkan data buku/majalah ke database, penelusuran
status buku yang diproses, pemasukkan cover buku/nomer barcode, pencetakan
kartu katalog, label barcode, dan nomor punggung buku (call number).
v Penelusuran Bahan Pustaka
Penelusuran atau
pencarian kembali koleksi yang telah disimpan adalah suatu hal yang penting
dalam dunia perpustakaan. Fitur ini harus mengakomidasi penelusuran melalui
pengarang, judul, penerbit, subyek, tahun terbit, dsb.
v Manajemen Anggota dan Sirkulasi
Ini termasuk
jantungnya sistem otomasi perpustakaan, karena sesungguhnya disinilah banyak
kegiatan manual yang digantikan oleh komputer dengan jalan mengotomasinya.
Didalamnya terdapat berbagai fitur diantaranya: pemasukkan dan pencarian data
anggota perpustakaan, pencatatan peminjaman dan pengembalian buku (dengan
teknologi barcoding), penghitungan denda keterlambatan pengembalian buku, dan
pemesanan peminjaman buku.
v Pelaporan (Reporting)
Sistem reporting
yang memudahkan pengelola perpustakaan untuk bekerja lebih cepat, dimana
laporan dan rekap dapat dibuat secara otomatis, sesuai dengan
parameterparameter yang dapat kita atur. Sangat membantu dalam proses analisa
aktifitas perpustakaan, misalnya kita tidak perlu lagi membuka ribuan transaksi
secara manual untuk melihat transaksi peminjaman koleksi dalam satu kategori,
atau mengecek aktifitas seorang pengguna perpustakaan dalam 1 tahun
e) Transformasi
Pustakawan
Sebetulnya yang
paling memerlukan dan yang harus pertama kali melakukan transformasi di era
pengetahuan ini adalah para pustakawan. Menambah nilai pada informasi dan
pengetahuan, manajemen pengetahuan, information literacy
training, multi-fungsi, dsb.; semuanya ini memerlukan kemampuan yang lebih
dari sekedar pengetahuan dan ketrampilan di bidang TI dan bidang-bidang
pengetahuan yang digeluti pengguna. Yang terlebih diperlukan adalah kemampuan
untuk melihat dan bekerja seperti ’kupu-kupu di padang bunga pengetahuan” atau
’petani di kebunnya’.
Ini adalah
kemampuan untuk melihat dan memanfaatkan (tepatnya mensinergikan) pelbagai
potensi TI dan pengetahuan untuk sebanyak mungkin peningkatan kuantitas dan kualitas
siklus pengetahuan. Ini merupakan kemampuan melihat ’di atas rata-rata
pengguna’ dan kreativitas. Karena itu sebetulnya daftar pekerjaan baru
perpustakaan tidak pernah berakhir, dan semuanya berpusat pada memfasilitasi
pemanfaatan dan pengembangan pengetahuan.
Perpustakaan
modern di masa depan mempunyai 5 syarat yang perlu diperhatikan. Lima kriteria
ini patut dijadikan perhatian untuk melangkah kepada eksistensi perpustakaan
yang mampu bersaing di era informasi.
1. Pemanfaatan
teknologi informasi secara efektif dan efisien
Perubahan jaman
menuntut perpustakaan untuk melakukan perubahan juga. Tidak terkecuali layanan
yang diberikan. Tidak mustahil jika sekarang beberapa jenis perpustakaan sudah
mulai merintis kliping elektronik, katalog online, pembuatan situs perpustakaan
dan berbagai aktivitas lainnya.
Aktivitas ini
diharapkan akan terus berkembang dengan aktivitas-aktivitas kreatif lainnya.
Karena dengan pemanfaatan teknologi informasi, aktivitas akan semakin efektif
dan efisien. Efektif, karena dengan teknologi informasi maka informasi akan
dihasilkan secara benar dan akurat. Efisien, karena dengan teknologi informasi
masalah waktu dalam menghasilkan, mengemas dan “menjual” informasi dapat
dilakukan secara cepat dan mudah.
2. Pelayanan
24 jam
Perlu diketahui
bahwa dunia perbankan telah menerapkan strategi ini. Bagaimana dengan
perpustakaan yang sebenarnya mempunyai kesamaan aspek layanan dengan bank yaitu
pelayanan jasa. Bukankah keduanya juga tempat menanamkan “investasi”? Kalau
bank berupa uang, bukankah perpustakaan merupakan investasi pengetahuan. Tetapi
mengapa bank lebih memasyarakat dan lebih banyak dimanfaatkan pelanggan?
Walaupun secara
fisik, pelayanan (transaksi/ pengambilan uang) tidak dilakukan, namun bank
menerapkan strategi dengan layanan ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Karena memang
sudah menjadi filosofi dunia jasa – khususnya perbankan – adalah siapa yang
memberikan layanan secara terus menerus dan berkesinambungan, maka dia akan
menjadi pemenang. Jadi kapan dan di mana saja pelanggan yang membutuhkan jasa
bank akan siap dilayani dengan ATM, walaupun tidak dengan cara face to face.
Bisakah hal ini diterapkan di perpustakaan?
Perpustakaan
sebenarnya dapat mengadopsinya dalam bentuk layanan siap antar. Pemesanan
koleksi melalui e-mail ataupun surat dapat segera dipenuhi dengan layanan ini.
Dengan cara mempekerjakan staf menurut pembagian waktu kerja, maka aktivitas
(layanan) ini akan lebih ringan dan dapat dilaksanakan secara kontinyu
3. Adanya
pustakawan plus ( kreativ )
Penulis
berpendapat bahwa pustakawan plus adalah pustakawan yang dapat menciptakan,
mengemas dan “menjual” informasi. Pustakawan tidak cukup dengan berbekal
pendidikan dasar ilmu perpustakaan saja. Namun keahlian dan keterampilan
teknologi informasi menjadi salah satu syarat utama untuk melangkah kepada
perpustakaan modern yang tetap memelihara kepuasan pelanggan.
Pustakawan plus
juga selayaknya mampu membawa perpustakaan untuk lebih dikenal masyarakat.
Karena tanpa usaha “menjual diri” dan kreativitas maka selamanya perpustakaan
akan tenggelam tak dikenal masyarakat.
4. Jaringan
perpustakaan yang luas dan terorganisasi
Pemanfaatan e-mail
dan mailing-list sangat mendukung aktivitas ini. Selain hemat dan cepat,
teknologi ini menghadirkan informasi terkini antaranggotanya.
Terorganisasi
mempunyai arti bahwa antarperpustakaan mempunyai keselarasan komitmen untuk
selalu menjaga komunikasi serta menjalankan dan menaati kesepakatan yang telah
ditentukan bersama. Sehingga setiap perpustakaan memperoleh hak dan
kewajibannya sebagai anggota jaringan.
5. Menghasilkan
produk yang bermanfaat dan dapat meningkatkan taraf hidup pelanggannya
Perpustakaan
modern selayaknya mampu menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Yaitu informasi yang dapat memberikan manfaat dan meningkatkan taraf hidup
pelanggannya. Dalam arti bahwa setelah memanfaatkan (jasa dan produk)
perpustakaan, akan ada perubahan sikap dari pelanggan.
Produk yang
dihasilkan juga berpotensi dalam pengembangan aktivitas perpustakaan. Karena
secara tidak langsung produk perpustakaan tidak terlepas dari masalah hak
cipta. Jadi perpustakaan modern tidak sebatas mengurusi koleksi, namun juga
mengurusi kontrak-kontrak, kerjasama dengan penulis buku dan penerbit,
pembagian royalti dan kegiatan manajemen lainnya. Sehingga kegiatan yang
dilakukan semakin luas dan bervariasi.
Kemajuan
perpustakaan tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh
karenanya kreativitas perlu disalurkan. Kreativitas dikategorikan
menjadi. Pertama, person (pribadi kreatif), menjadi motor sekaligus
pondasi bagi tumbuhnya aktivitas-aktivitas kreatif. Kedua, process (proses
kreatif) menghasilkan atmosfir kerja untuk selalu menghasilkan ide-ide dalam
mendukung aktivitas kreatif. Ketiga, press (dorongan/ dukungan
lingkungan), mempengaruhi variasi/ aneka ragam aktivitas kreatif. Keempat,
product (produk kreatif), menjadi andalan bagi aktivitas kreatif untuk selalu
dimanfaatkan pelanggan perpustakaan.
Empat motivasi
itu adalah kesenangan, cerahkan hari-hari pelanggan, siap melayani dan tentukan
sikap.
Pertama,
kesenangan, bahwa pustakawan perlu menanamkan rasa senang akan pekerjaannya.
Sehingga akan tercipta profesionalitas dan rasa enjoy dalam bekerja.
Kedua, cerahkan
hari-hari pelanggan. Pustakawan semestinya mampu mengubah sikap pelanggan untuk
selalu berguna dan bermanfaat.
Ketiga, siap
melayani. Pustakawan mempunyai kewajiban untuk melayani secara ikhlas dan tanpa
beban. Tentunya melayani dengan memberikan yang terbaik kepada pelanggannya.
Keempat,
tentukan sikap sebagai pustakawan. Pustakawan harus disiplin, jujur dan ramah.
Pustakawan juga harus mempunyai komitmen serta visi dan misi untuk selalu
mengembangkan perpustakaan.
Perpustakaan
tidak cukup dengan menghasilkan produk yang baik saja, tetapi suguhan menarik
juga diperlukan. Dengan kreativitas akan memunculkan aktivitas-aktivitas yang selalu
menguntungkan pelanggan. Dengan harapan melalui kreativitas, pelanggan akan
merasa betah dan tertarik untuk selalu memanfaatkan serta datang kembali ke
perpustakaan.
Namun demikian
kepuasan pelanggan jangan sampai dilupakan. Karena kepuasan pelanggan merupakan
tolak ukur untuk kesuksesan sebuah layanan, setidaknya ada 3 hal yang patut
diperhatikan, yaitu :
1. Produk.
Produk
perpustakaan sebisa mungkin benar-benar memberikan manfaat, aman dikonsumsi dan
ditampilkan dengan menarik. Dalam arti bahwa informasi yang dihasilkan akan
mengubah pola pikir, gaya hidup bahkan perilaku pelanggan yang dulunya kurang
baik menjadi baik.
2. Pelayanan.
Pelayanan
perpustakaan disajikan dengan baik dan benar. Baik, karena pelayanan sesuai
dengan keinginan pelanggan. Benar, bahwa pelayanan tepat kepada sasaran yang
membutuhkan.
3. Penyampaian.
Pemesanan produk
dikirim dalam waktu yang singkat, tidak merugikan pelanggan dan disampaikan
dengan sopan dan hormat.
Demikianlah
mengapa pustakawan dituntut untuk kreatif demi tercapainya kepuasan pelanggan.
Karena pada dasarnya pelanggan menyukai sesuatu yang baru, serbainstan dan
penuh kejutan. Kiranya perpustakaan dapat melakukannya sebagai aktivitas untuk
menjadikan (suasana/ kondisi) perpustakaan semakin “hidup”. Bahwa perubahan
tidak selalu membawa kemajuan. Tetapi kemajuan selalu membutuhkan perubahan
karena dengan teknologi informasi kiranya impian ini dapat menjadi kenyataan
dalam merubah konsep perpustakaan konvensional menuju perpustakaan yang
berwawasan teknologi.
Banjir informasi
semakin terasa dampaknya. Oleh karenanya penyeleksian informasi perlu
dilakukan. Teknologi informasi dapat membantu melakukannya menuju kehidupan
yang lebih baik. Ada kemungkinan di masa depan koleksi perpustakaan bisa jadi
bukan lagi berwujud buku-buku (tercetak). Melainkan sudah direproduksi menjadi
kumpulan compact disc (CD) sebagai alih bentuk tercetak ke digital. Dan ruang
perpustakaan tidak lagi diisi oleh kursi dan meja baca. Tetapi berwujud
kumpulan PC (Personal Computer) – sebagai alat bantu membaca – dengan fasilitas
LAN (Local Area Network) dan terkoneksi ke jaringan.
Layanan pun
semakin berkembang. Perpustakaan dituntut untuk selalu memposisikan sebagai
“operator informasi”. Artinya informasi tidak begitu saja tersimpan/ berhenti
di perpustakaan. Tetapi bagaimana mendistribusikan informasi kepada seluruh
pelanggan yang membutuhkan.
Sungguh indah
bila kelak perpustakaan mampu mewujudkan seluruh aktivitasnya berbasis
teknologi informasi secara terus menerus dan berkesinambungan. Layanan siap
antar dan layanan online (interaktif) menjadi penting diimplementasikan untuk
selalu menemani pelanggannya. Sehingga kenikmatan pelanggan tidak hanya dari
produk (informasi) digital saja, tetapi juga layanan kemudahan akses informasi
yang cepat dan akurat.
Di sisi lain,
talenta dan potensi pustakawan perlu dioptimalkan. Kebebasan mengekspresikan
ide/ gagasan perlu disalurkan dalam menciptakan kreativitas. Sehingga aktivitas
perpustakaan semakin semarak dan penuh keceriaan.
Kelebihan Perpustakaan Digital
v Tidak
dibatasi ruang: setiap pengguna dapat mengakses perpustakaan digital tanpa
harus datang ke perpustakaan, selama pengguna mempunyai koneksi dengan
internet;
v Tidak
dibatasi waktu: akses ke perpustakaan digital dapat dilakukan 24 jam dalam
sehari, dapat diakses kapan saja, tanpa batas waktu, selama pengguna terhubung
dengan internet;
v Penggunaan
informasi lebih efisien: informasi yang ada dapat diakses oleh pengguna secara
bersamaan dalam waktu yang sama dengan jumlah orang yang banyak;
v Pendekatan
bersturktur: pengguna dapat mencari informasi secara bersturktur,
misalnya dimulai dari menelusur katalog on line , kemudian masuk ke full text,
selanjutnya bisa mencari per bab bahkan per kata;
v Lebih
akurat: pengguna dapat menggunakan kata kunci dalam pencariannya. Kata kunci
yang tepat, akan membantu pengguna mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai
dengan kata kunci yang dicantumkannya;
v Keaslian
dokumen tetap terjamin: Selama proses digitalisasi menggunakan bentuk
image/format PDF, keaslian dokumen akan tetap terjamin;
v Jaringan
perpustakaan yang lebih luas: kemudahan dalam melakukan kerjasama/link antar
perpustakaan digital, dimana ada kesepakatan antar pengelola perpustakaan
untuk melakukan resource sharing melalui jaringan internet;
v Secara
teori, biaya pengadaan dan pemeliharaan koleksi menjadi lebih murah
Kekurangan Perpustakaan Digital
v Undang-Undang
Hak cipta (Copy Right) : dalam hukum hak cipta masalah transfer dokumen lewat
jaringan komputer belum didefinisikan dengan jelas, masalah ini masih jadi
perdebatan dalam proses pengembangan perpustakaan digital;
v Pengguna
masih banyak yang lebih menyukai membaca teks tercetak daripada teks
elektronik;
v Proses
digitasi dokumen, membutuhkan waktu yang cukup lama, dibutuhkan ketrampilan dan
ketekunan dalam mengembangkan dan memelihara koleksi digital;
v Jika
terjadi pemadaman listrik, perpustakaan digital yang tidak mempunyai jenset,
tidak dapat beroperasi.
v Pengunjung
perpustakaan menjadi berkurang. Jika semua pengguna mengakses perpustakaan
digital dari rumah masing-masing ataupun dari warnet, maka pengunjung
perpustakaan akan berkurang karena dengan mengunjungi perpustakaan digital,
pengguna tidak merasa perlu mengunjungi perpustakaan secara fisik, tapi dapat
mengunjungi perpustakaan dengan cara on line.
Kekurangan
dari perpustakaan digital merupakan konsekuensi logis, dari pergeseran
paradigma yang kini berkembang di masyarakat. Namun kekurangan-kekurangan
yang ada harus disikapi dengan arif bijaksana. Walaupun masih ada
kekurangan dan kelemahan, namun perkembangan perpustakaan digital harus terus
dilanjutkan, demi kemajuan bangsa dan pembelajaran masyarakat sepanjang hayat.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sudah saatnya
perpustakaan menyambut masa depan yang serbadigital. Segala aktivitas
selayaknya mengarah kepada penerapaan teknologi. Teknologi bukan untuk
ditakuti. Namun teknologi tercipta untuk dimanfaatkan dan didayagunakan. Bukan
saatnya lagi teknologi menjadi sebuah hambatan untuk melangkah lebih maju dalam
menatap masa depan. Terciptanya teknologi akan merangsang dalam menghasilkan
produk (informasi) secara akurat, terkini dan terseleksi. Tentunya dengan tetap
memperhatikan faktor kemanfaatan
Perpustakaan
sebagai penghasil, pengolah dan pendistribusi informasi sudah selayaknya
memanfaatkan teknologi informasi untuk didayagunakan secara maksimal.
Perpustakaan akan lebih dikenal oleh masyarakat apabila dalam setiap layanan
dan aktivitasnya dapat memberikan kepuasan untuk selalu memanfaatkannya.
Penerapan
teknologi informasi di perpustakaan akan membawa kepada layanan informasi yang
berkualitas. Tentunya yang diimpikan adalah layanan informasi yang tidak lagi
terbatas ruang dan waktu. Kapan dan di mana saja perpustakaan siap menemani
serta memuaskan pelanggannya.
Dapat
disimpulkan juga bahwa keuntungan perpustakaan Digital yaitu :
1. Perpustakaan
digital secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan dengan perpustakaan
tradisional.
2. Institusi
dapat berbagi koleksi digital.
3. Koleksi
digital dapat mengurangi kebutuhan terhadap bahan cetak pada tingkat
lokal.
4. Penggunaannya
akan meningkatkan akses elektronik.
5. Nilai jangKa
panjang koleksi digital akan mengurangi biaya berkaitan dengan pemeliharaan dan
penyampainnya.mudah dalam mengakses, memproduksi, dan menyebarkannya.
6. mendukung
program pendidikan jarak jauh.
7. Mudah, cepat,
murah dengan jangkauan dunia.
A.
SARAN
Saran yang dapat disarankan
adalah diharapkan perpustakaan dapat memperluas akses penggunanya. Selain
itu kerjasama pertukaran data adalah langkah awal menuju kerjasama layanan yang
lebih luas dan lebih baik lagi yang akhirnya dapat meningkatkan penetrasi ilmu
pengetahuan dan budaya ke masyarakat luas.
BAB IV
DAFTAR
PUSTAKA