Sabtu, 04 November 2017

PROPOSAL : PEMBUATAN E-BOOK

PROPOSAL TUGAS AKHIR
PEMBUATAN E-BOOK
 

Disusun Oleh :
M. ANDIKA FIRMANSYAH
NIS :2672/382.063


KOMPETENSI KEAHLIAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK
SMK TELEKOMUNIKASI DARUL ULUM JOMBANG
2017

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kegiatan Prakerin yang disusun oleh :
            Nama                                       : Mohammad Andika Firmansyah
            Nis                                           :
2672/382.063
            Program Studi Keahlian          : Rekayasa Perangkat Lunak
            Kompetensi Keahlian              :
            Dengan Judul                          : E-Book (Perpustakaan Digital)

            Telah disahkan pada.                         
            Hari                 :................................  
Tanggal           :................................  


Mengetahui,

Kepala Sekolah                                                                       Pembimbing Sekolah                                     

Ir. Nurkoyin, M.Kom                                                           Dra. Nur Wahyuningsih

Ketua Komp. RPL


Rosmiyatul Fakhiroh S.Pd



                                                           



KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang menjadi laporan kami untuk tugas akhir di SMK. Dalam makalah ini dijelaskan pengertian secara umum. Adapun tujuan kami menyusun makalah ini yang utama adalah untuk memenuhi tugas dari Guru guru yang membimbing kami.
            Kami menyadari makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dalam bentuk isi maupun dalam bentuk tulisan dan penyusunannya. Untuk itu kami meminta maaf dan mohon untuk maklumi atas segala kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tulisan kami di masa mendatang. Kami harap semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi siswa-siswa dan wali murid untuk mengetahui hasil evaluasi anak/dirinya sendiri.
                                                                                    Jombang, 20 Oktober 2017
                                                                                                             
Penyusun








DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI
................................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
..........................................................................................................
B. Tujuan
.......................................................................................................................
C. Manfaat
.....................................................................................................................
D. Sistematika Penulisan
...............................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
A. Temuan Studi
............................................................................................................
1.      Pengertian Perpustakaan Digital ..............................................................................
B. Kajian Teori .......................................................................................................... ....
1. Kendala Pembangunan Perpusatakaan Digital ..........................................................
2. Kelebihan dan Keunggulan .......................................................................................
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
..............................................................................................
1. Kesimpulan ................................................................................................................
2. Saran
..........................................................................................................................
BAB IV. DAFTAR PUSTAKA
1. Daftar Pustaka ...........................................................................................................
LAMPIRAN
......


         BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
           
Era Informasi tidak terlepas dari peran teknologi yang dominan di segala bidang. Teknologi menjadi penting diterapkan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi. Teknologi informasi merubah aktivitas menjadi cepat, akurat dan fleksibel.Perpustakaan sebagai produsen informasi sangat memungkinkan memanfaatkan teknologi. Teknologi yang digunakan tentunya berkaitan mengenai bagaimana informasi itu diciptakan, dimanage(diolah) dan didistribusikan.
Bukan saatnya lagi perpustakaan menunggu pelanggannya untuk datang. Kreativitas perlu selalu ditonjolkan dalam menarik pelanggan. Adanya teknologi informasi di perpustakaan akan lebih memberikan kepuasan pelanggan dan lebih dikenal masyarakat.
Saat ini gejala electronic book (e-book) atau buku elektronik mulai booming dan menjadi sesuatu yang perlu direspon. Mengapa? Karena secara tidak langsung e-book akan mempengaruhi aktivitas perpustakaan. Khususnya dalam hal koleksi monograf. Akankah e-book akan mengubah fungsi perpustakaan. Bagaimana nasib perpustakaan jika e-book mengglobal. Pantaskah dengan perkembangan teknologi, perpustakaan terus berdiam diri dengan layanan konvensional. Dan apakah perpustakaan dapat menjamin pelanggan tetap terpuaskan dengan layanan yang selalu monoton dan kurang terjamah teknologi. Semua tantangan ini patut dijadikan perhatian untuk melangkah kepada perpustakaan modern yang mempunyai daya saing berkualitas.
E-book tidak terlepas dari pengaruh teknologi. Dan teknologi dapat mengubah sesuatu menjadi serbamungkin. Bisa jadi perkembangan e-book akan semakin sempurna. Sangat memungkinkan e-book berkembang dengan tersedianya fasilitas audiovisual, 3-dimensi bahkan film.
Mungkin saat ini membaca masih terbatas pada pemahaman (pikiran). Tetapi di masa depan bisa jadi membaca akan dilengkapi dengan visualisasi yang sangat berguna dalam membantu pemahaman isi buku. Kenyamanan membaca menjadi impian pelanggan perpustakaan sebagai seorang konsumen.
Sayangnya, hal yang demikian tidak dapat dirasakan oleh semua lapisan pelanggan perpustakaan. Karena saat ini (dalam era informasi khususnya) mulai ada kecenderungan dari free information service kepada fee information service. Dalam pengertian bahwa telah ada pergeseran dalam mendapatkan informasi. Yang dulunya informasi dapat diperoleh secara gratis, saat ini mulai ada kecenderungan bahwa informasi sangat berharga. Bahkan terkesan dibisniskan (dijualbelikan). Sehingga dalam memperoleh informasi seseorang harus membayar/ membeli.
Oleh karena itu perpustakaan – dengan pustakawan di dalamnya – dituntut mampu mengatasi permasalahan ini dengan tetap menyajikan informasi bagi semua lapisan pelanggan secara mudah dan murah (baca : gratis). Dan salah satu jalan yaitu pemanfaatan teknologi dengan cara kreatif sehingga menghasilkan produk (informasi) yang bermanfaat. Akhirnya sasaran di masa depan dapat tercapai yaitu perpustakaan yang berwawasan teknologi yang memihak kapada semua lapisan pelanggannya. Terdapat beberapa istilah yang berhubungan dengan perkembangan media informasi dalam perpustakaan, yaitu perpustakaan tradisional, perpustakaan hibrid, perpustakaan digital dan perpustakaan virtual atau maya. Istilah tersebut timbul sebagai akibat dari masuknya TI dan komunikasi ke dalam dunia pengelolaan perpustakaan.
Rumusan Masalah :
1. Bagaimana Sejarah singkat pengenalan terhadap perpustakaan digital ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Perpustakaan Digital ?
3. Apakah Keunggulan Perpustakaan Digital ?
4. Apakah Kelemahan Perpustakaan Digital ?
5. Apakah  manfaat dari Perpustakaan Digital ? 
6. Apakah Perbedaan Perpustakaan biasa dengan perpustakaan Digital ?  

B. TUJUAN
Tujuannya :
1.    Untuk mengetahui dan memahami perkembangan dan manfaat dari inovasi jaringan perpustakaan digital  dalam kehidupan manusia.
2.    Untuk membuat konsep perpustakaan digital di masa yang akan datang guna memenuhi kebutuhan informasi.

C. Manfaat
1.      Menambah pengetahuan tentang teknologi informasi khususnya penyebaran informasi lewat perpustakaan digital.

2.      Memahami lebih dalam tentang inovasi perpustakaan digital di masa yang akan datang.




D. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan laporan ini terdiri dari 4 bab antara lain :
Bab I Pendahuluan
Pada Bab ini memuat tentang latang belakang,tujuan,dan manfaat E- Book
Bab II Pembahasan dan Temuan
Pada Bab ini memuat tentang Pengertian E-Book,Kendala penggunaan
E-Book,Solusi,Keunggulan E-Book, dan Konsepnya
Bab III Penutup
Pada Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran.





                                                                       










     BAB III
PEMBAHASAN
Perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk _le elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer. Istillah perpustakaan digital atau digital library sendiri mengandung pengertian sama dengan electronic library dan virtual library.
Sedangkan istilah yang sering digunakan dewasa ini adalah digital library, hal ini bisa kita lihat dengan adanya workshop, simposium, atau konferensi dengan memakai nama digital library ( Perpustakaan Digital ).

Di Indonesia terdapat hambatan-hambatan untuk pembangunan digital library, faktor-faktor yang menghambat untuk pembangunan digital library diantaranya :
v  Komunikasi masih mahal.
v  Infrastruktur kurang memadai.
v  Aspek birokrasi dan politis.
v  Kondisi sosial masyarakat pengguna informasi.
v  Aspek HaKI.
Masalah ini sebagian besar terbagi menjadi dua :
1)    Hak cipta pada dokumen yang didigitalkan. Yang termasuk di dalamnya adalah  merubah dokumen ke digital dokumen, memasukan digital dokumen ke database, merubah digital dokumen ke hypertext dokumen
2)    Hak cipta pada dokumen di Communication Network. Di dalam hukum hak cipta masalah transfer dokumen lewat komputer network belum didefinisikan dengan jelas. Hal yang perlu disempurnakan adalah tentang hal menyebarkan, hak meminjamkan, hak memperbanyak, hak menyalurkan baik kepada masyarakat umum atau pribadi, semuanya dengan media jaringan komputer termasuk di dalamnya internet, intranet dan sebagainya.
Pengaturan hak cipta pada digital dokumen di atas sangat diperlukan terutama untuk memperlancar pembangunan digital library di dunia. Salah satu wujud nyata adalah penelitian tentang ECSM(Electronic Copyright Management System), yang intinya  adalah sistem memonitor penggunaan digital dokumen oleh user secara otomatis
v  Masalah Mendigitalkan Dokumen.
Pembuatan perpustakaan digital tidak menemui masalah selama dokumen yang diterima berupa elektronik. Masalah muncul pada saat dokumen yang diterima berupa non-elektronik, misalnya berupa kertas atau buku. Hal ini merupakan masalah utama yang dibahas pada proyek-proyek penelitian diatas, khususnya dalam pembuatan perpustakaan digital dengan dokumen dari perpustakaan umum atau dari grey literature.

a)    Transformasi dari Perpustakaan Tradisional ke Perpustakaan   Digital
Perlu formulasi kebijakan, perencanaan strategis secara holistic termasuk aspek hokum (copyrights), standarisasi, pengembangan koleksi, infrastruktur jaringan, metoda akses, pendanaan, kolaborasi, kontrol bibliografi, pelestarian, dan sebagainya untuk memandu keberhasilan mengintegrasikan tradisional ke format digital.
Penguatan kapasitas   kebijakan harus ditekankan pada pelatihan dan penyegaran kepada staf perpustakaan dan pemakai dengan adanya layanan perpustakaan digital seperti : penggunaan dengan konsep aplikasi perangkat lunak, sumber daya informasi secara online, digitalisasi, dsb.
b)   Perkembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi
Dunia perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak ke depan. Perkembangan dunia perpustakaan ini didukung oleh perkembangan teknologi informasi dan pemanfaatannya yang telah merambah ke berbagai bidang. Hingga saat ini tercatat beberapa masalah di dunia perpustakaan yang dicoba didekati dengan menggunakan teknologi informasi.
Dari segi data dan dokumen yang disimpan di perpustakaan, dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian muncul perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog (index). Katalog mengalami metamorfosa menjadi katalog elektronik yang lebih mudah dan cepat dalam pencarian kembali koleksi yang disimpan di perpustakaan.
Koleksi perpustakaan juga mulai dialihmediakan ke bentuk elektronik yang lebih tidak memakan tempat dan mudah ditemukan kembali. Ini adalah perkembangan mutakhir dari perpustakaan, yaitu dengan munculnya perpustakaan digital ( digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan computer (internet).
Di sisi lain, dari segi manajemen (teknik pengelolaan), dengan semakin kompleksnya koleksi perpustakaan, data peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan, saat ini muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi untuk otomatisasi business process di perpustakaan. Sistem yang dikembangkan dengan pemikiran dasar bagaimana kita melakukan otomatisasi terhadap berbagai business process di perpustakaan, kemudian terkenal dengan sebutan sistem otomasi perpustakaan ( library automation system).
c)    Pengelolaan Dokumen Elektronik
Pengelolaan dokumen elektronik memerlukan teknik khusus yang memiliki perbedaan dengan pengelolaan dokumen tercetak. Proses pengelolaan dokumen elektronik melewati beberapa tahapan, yang dapat kita rangkumkan dalam proses digitalisasi, penyimpanan dan pengaksesan/temu kembali dokumen. Pengelolaan dokumen elektronik yang baik dan terstruktur adalah bekal penting dalam pembangunan sistem perpustakaan digital (digital library).
1)    Proses Digitalisasi Dokumen
Proses perubahan dari dokumen tercetak ( printed document) menjadi dokumen elektronik sering disebut dengan proses digitalisasi dokumen. Dokumen mentah (jurnal, prosiding, buku, majalah, dsb) diproses dengan sebuah alat (scanner) untuk menghasilkan doumen elektronik. Proses digitalisasi dokumen ini tentu tidak diperlukan lagi apabila dokumen elektronik sudah menjadi standar dalam proses dokumentasi sebuah organisasi.
2)    Proses Penyimpanan
Pada tahap ini dilakukan proses penyimpanan dimana termasuk didalamnya adalah pemasukan data (data entry), editing, pembuatan indeks dan klasifikasi berdasarkan subjek dari dokumen. Klasifikasi bisa menggunakan UDC (Universal Decimal Classification) atau DDC (Dewey Decimal Classfication) yang banyak digunakan di perpustakaanperpustakaan di Indonesia.
Ada dua pendekatan dalam proses penyimpanan, yaitu pendekatan basis file (file base approach) dan pendekatan basis data (database approach). Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan, dan kita dapat memilih pendekatan mana yang akan kita gunakan berdasarkan kebutuhan.
3)    Proses Pengaksesan dan Pencarian Kembali Dokumen
Inti dari proses ini adalah bagaimana kita dapat melakukan pencarian kembali terhadap dokumen yang telah kita simpan. Metode pengaksesan dan pencarian kembali dokumen akan mengikuti pendekatan proses penyimpanan yang kita pilih. Pendekatan database membuat proses ini lebih fleksibel dan efektif dilakukan, terutama untuk penyimpanan data sekala besar. Disisi lain, kelemahannya adalah relatif lebih rumitnya sistem dan proses yang harus kita lakukan.

d)    Pengembangan Sistem Otomasi Perpustakaan
Sistem otomasi perpustakaan yang baik adalah yang terintegrasi, mulai dari system pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, sistem pencarian kembali bahan pustaka, sistem sirkulasi, membership, pengaturan denda keterlambatan pengembalian, dan sistem reporting aktifitas perpustakaan dengan berbagai parameter pilihan.
Lebih sempurna lagi apabila sistem otomasi perpustakaan dilengkapi dengan barcoding, dan mekanisme pengaksesan data berbasis web dan internet. Berikut adalah salah satu contoh sistem otomasi perpustakaan dengan fitur-fitur yang mengakomodasi kebutuhan perpustakaan secara lengkap, dari pengadaan, pengolahan, penelusuran, serta manajemen anggota dan sirkulasi. Diharapkan contoh sistem yang ditampilkan dapat dijadikan studi kasus dalam pengembangan sistem otomasi perpustakaan lebih lanjut.


  Otentikasi Sistem
Sistem akan melakukan pengecekan apakah username dan password yang dimasukkan adalah sesuai dengan yang ada di database. Kemudian juga mengatur tampilan berdasarkan previlege pemilik account, apakah dia sebagai pengguna atau admin dari sistem.
v  Menu Utama
Menampilkan berbagai menu pengadaan, pengolahan, penelusuran, anggota dan sirkulasi, katalog peraturan, administrasi dan security. Menu ini dapat di setting untuk menampilkan menu sesuai dengan hak akses user (previlege), misal kita bisa hanya mengaktifkan menu penelusuran untuk pengguna umum, dsb.
v  Administrasi, Security dan Pembatasan Akses
Fitur ini mengakomodasi fungsi untuk menangani pembatasan dan wewenang user, mengelompokkan user, dan memberi user id serta password. Juga mengelola dan mengembangkan serta mengatur sendiri akses menu yang diinginkan.
v  Pengadaan Bahan Pustaka
Fitur ini mengakomodasi fungsi untuk pencatatan permintaan, pemesanan dan pembayaran bahan pustaka, serta penerimaan dan laporan (reporting) proses pengadaan.
v  Pengolahan Bahan Pustaka
Fitur ini mengakomodasi proses pemasukkan data buku/majalah ke database, penelusuran status buku yang diproses, pemasukkan cover buku/nomer barcode, pencetakan kartu katalog, label barcode, dan nomor punggung buku (call number).
v  Penelusuran Bahan Pustaka
Penelusuran atau pencarian kembali koleksi yang telah disimpan adalah suatu hal yang penting dalam dunia perpustakaan. Fitur ini harus mengakomidasi penelusuran melalui pengarang, judul, penerbit, subyek, tahun terbit, dsb.
v  Manajemen Anggota dan Sirkulasi
Ini termasuk jantungnya sistem otomasi perpustakaan, karena sesungguhnya disinilah banyak kegiatan manual yang digantikan oleh komputer dengan jalan mengotomasinya. Didalamnya terdapat berbagai fitur diantaranya: pemasukkan dan pencarian data anggota perpustakaan, pencatatan peminjaman dan pengembalian buku (dengan teknologi barcoding), penghitungan denda keterlambatan pengembalian buku, dan pemesanan peminjaman buku.
v  Pelaporan (Reporting)
Sistem reporting yang memudahkan pengelola perpustakaan untuk bekerja lebih cepat, dimana laporan dan rekap dapat dibuat secara otomatis, sesuai dengan parameterparameter yang dapat kita atur. Sangat membantu dalam proses analisa aktifitas perpustakaan, misalnya kita tidak perlu lagi membuka ribuan transaksi secara manual untuk melihat transaksi peminjaman koleksi dalam satu kategori, atau mengecek aktifitas seorang pengguna perpustakaan dalam 1 tahun

e)     Transformasi Pustakawan
Sebetulnya yang paling memerlukan dan yang harus pertama kali melakukan transformasi di era pengetahuan ini adalah para pustakawan. Menambah nilai pada informasi dan pengetahuan, manajemen pengetahuan, information literacy training, multi-fungsi, dsb.; semuanya ini memerlukan kemampuan yang lebih dari sekedar pengetahuan dan ketrampilan di bidang TI dan bidang-bidang pengetahuan yang digeluti pengguna. Yang terlebih diperlukan adalah kemampuan untuk melihat dan bekerja seperti ’kupu-kupu di padang bunga pengetahuan” atau ’petani di kebunnya’.
Ini adalah kemampuan untuk melihat dan memanfaatkan (tepatnya mensinergikan) pelbagai potensi TI dan pengetahuan untuk sebanyak mungkin peningkatan kuantitas dan kualitas siklus pengetahuan. Ini merupakan kemampuan melihat ’di atas rata-rata pengguna’ dan kreativitas. Karena itu sebetulnya daftar pekerjaan baru perpustakaan tidak pernah berakhir, dan semuanya berpusat pada memfasilitasi pemanfaatan dan pengembangan pengetahuan.

Perpustakaan modern di masa depan mempunyai 5 syarat yang perlu diperhatikan. Lima kriteria ini patut dijadikan perhatian untuk melangkah kepada eksistensi perpustakaan yang mampu bersaing di era informasi.
1.    Pemanfaatan teknologi informasi secara efektif dan efisien
Perubahan jaman menuntut perpustakaan untuk melakukan perubahan juga. Tidak terkecuali layanan yang diberikan. Tidak mustahil jika sekarang beberapa jenis perpustakaan sudah mulai merintis kliping elektronik, katalog online, pembuatan situs perpustakaan dan berbagai aktivitas lainnya.
Aktivitas ini diharapkan akan terus berkembang dengan aktivitas-aktivitas kreatif lainnya. Karena dengan pemanfaatan teknologi informasi, aktivitas akan semakin efektif dan efisien. Efektif, karena dengan teknologi informasi maka informasi akan dihasilkan secara benar dan akurat. Efisien, karena dengan teknologi informasi masalah waktu dalam menghasilkan, mengemas dan “menjual” informasi dapat dilakukan secara cepat dan mudah.

2.    Pelayanan 24 jam
Perlu diketahui bahwa dunia perbankan telah menerapkan strategi ini. Bagaimana dengan perpustakaan yang sebenarnya mempunyai kesamaan aspek layanan dengan bank yaitu pelayanan jasa. Bukankah keduanya juga tempat menanamkan “investasi”? Kalau bank berupa uang, bukankah perpustakaan merupakan investasi pengetahuan. Tetapi mengapa bank lebih memasyarakat dan lebih banyak dimanfaatkan pelanggan?
Walaupun secara fisik, pelayanan (transaksi/ pengambilan uang) tidak dilakukan, namun bank menerapkan strategi dengan layanan ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Karena memang sudah menjadi filosofi dunia jasa – khususnya perbankan – adalah siapa yang memberikan layanan secara terus menerus dan berkesinambungan, maka dia akan menjadi pemenang. Jadi kapan dan di mana saja pelanggan yang membutuhkan jasa bank akan siap dilayani dengan ATM, walaupun tidak dengan cara face to face. Bisakah hal ini diterapkan di perpustakaan?
Perpustakaan sebenarnya dapat mengadopsinya dalam bentuk layanan siap antar. Pemesanan koleksi melalui e-mail ataupun surat dapat segera dipenuhi dengan layanan ini. Dengan cara mempekerjakan staf menurut pembagian waktu kerja, maka aktivitas (layanan) ini akan lebih ringan dan dapat dilaksanakan secara kontinyu
3.    Adanya pustakawan plus ( kreativ )
Penulis berpendapat bahwa pustakawan plus adalah pustakawan yang dapat menciptakan, mengemas dan “menjual” informasi. Pustakawan tidak cukup dengan berbekal pendidikan dasar ilmu perpustakaan saja. Namun keahlian dan keterampilan teknologi informasi menjadi salah satu syarat utama untuk melangkah kepada perpustakaan modern yang tetap memelihara kepuasan pelanggan.
Pustakawan plus juga selayaknya mampu membawa perpustakaan untuk lebih dikenal masyarakat. Karena tanpa usaha “menjual diri” dan kreativitas maka selamanya perpustakaan akan tenggelam tak dikenal masyarakat.
4.    Jaringan perpustakaan yang luas dan terorganisasi
Pemanfaatan e-mail dan mailing-list sangat mendukung aktivitas ini. Selain hemat dan cepat, teknologi ini menghadirkan informasi terkini antaranggotanya.
Terorganisasi mempunyai arti bahwa antarperpustakaan mempunyai keselarasan komitmen untuk selalu menjaga komunikasi serta menjalankan dan menaati kesepakatan yang telah ditentukan bersama. Sehingga setiap perpustakaan memperoleh hak dan kewajibannya sebagai anggota jaringan.
5.    Menghasilkan produk yang bermanfaat dan dapat meningkatkan taraf hidup pelanggannya
Perpustakaan modern selayaknya mampu menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Yaitu informasi yang dapat memberikan manfaat dan meningkatkan taraf hidup pelanggannya. Dalam arti bahwa setelah memanfaatkan (jasa dan produk) perpustakaan, akan ada perubahan sikap dari pelanggan.
Produk yang dihasilkan juga berpotensi dalam pengembangan aktivitas perpustakaan. Karena secara tidak langsung produk perpustakaan tidak terlepas dari masalah hak cipta. Jadi perpustakaan modern tidak sebatas mengurusi koleksi, namun juga mengurusi kontrak-kontrak, kerjasama dengan penulis buku dan penerbit, pembagian royalti dan kegiatan manajemen lainnya. Sehingga kegiatan yang dilakukan semakin luas dan bervariasi.

Kemajuan perpustakaan tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karenanya kreativitas perlu disalurkan. Kreativitas dikategorikan menjadi. Pertama, person (pribadi kreatif), menjadi motor sekaligus pondasi bagi tumbuhnya aktivitas-aktivitas kreatif. Kedua, process (proses kreatif) menghasilkan atmosfir kerja untuk selalu menghasilkan ide-ide dalam mendukung aktivitas kreatif. Ketiga, press (dorongan/ dukungan lingkungan), mempengaruhi variasi/ aneka ragam aktivitas kreatif. Keempat, product (produk kreatif), menjadi andalan bagi aktivitas kreatif untuk selalu dimanfaatkan pelanggan perpustakaan.
Empat motivasi itu adalah kesenangan, cerahkan hari-hari pelanggan, siap melayani dan tentukan sikap.
Pertama, kesenangan, bahwa pustakawan perlu menanamkan rasa senang akan pekerjaannya. Sehingga akan tercipta profesionalitas dan rasa enjoy dalam bekerja.
Kedua, cerahkan hari-hari pelanggan. Pustakawan semestinya mampu mengubah sikap pelanggan untuk selalu berguna dan bermanfaat.
Ketiga, siap melayani. Pustakawan mempunyai kewajiban untuk melayani secara ikhlas dan tanpa beban. Tentunya melayani dengan memberikan yang terbaik kepada pelanggannya.
Keempat, tentukan sikap sebagai pustakawan. Pustakawan harus disiplin, jujur dan ramah. Pustakawan juga harus mempunyai komitmen serta visi dan misi untuk selalu mengembangkan perpustakaan.
Perpustakaan tidak cukup dengan menghasilkan produk yang baik saja, tetapi suguhan menarik juga diperlukan. Dengan kreativitas akan memunculkan aktivitas-aktivitas yang selalu menguntungkan pelanggan. Dengan harapan melalui kreativitas, pelanggan akan merasa betah dan tertarik untuk selalu memanfaatkan serta datang kembali ke perpustakaan.
Namun demikian kepuasan pelanggan jangan sampai dilupakan. Karena kepuasan pelanggan merupakan tolak ukur untuk kesuksesan sebuah layanan, setidaknya ada 3 hal yang patut diperhatikan, yaitu :
1.    Produk.
Produk perpustakaan sebisa mungkin benar-benar memberikan manfaat, aman dikonsumsi dan ditampilkan dengan menarik. Dalam arti bahwa informasi yang dihasilkan akan mengubah pola pikir, gaya hidup bahkan perilaku pelanggan yang dulunya kurang baik menjadi baik.
2.    Pelayanan.
Pelayanan perpustakaan disajikan dengan baik dan benar. Baik, karena pelayanan sesuai dengan keinginan pelanggan. Benar, bahwa pelayanan tepat kepada sasaran yang membutuhkan.
3.    Penyampaian.
Pemesanan produk dikirim dalam waktu yang singkat, tidak merugikan pelanggan dan disampaikan dengan sopan dan hormat.
Demikianlah mengapa pustakawan dituntut untuk kreatif demi tercapainya kepuasan pelanggan. Karena pada dasarnya pelanggan menyukai sesuatu yang baru, serbainstan dan penuh kejutan. Kiranya perpustakaan dapat melakukannya sebagai aktivitas untuk menjadikan (suasana/ kondisi) perpustakaan semakin “hidup”. Bahwa perubahan tidak selalu membawa kemajuan. Tetapi kemajuan selalu membutuhkan perubahan karena dengan teknologi informasi kiranya impian ini dapat menjadi kenyataan dalam merubah konsep perpustakaan konvensional menuju perpustakaan yang berwawasan teknologi.

Banjir informasi semakin terasa dampaknya. Oleh karenanya penyeleksian informasi perlu dilakukan. Teknologi informasi dapat membantu melakukannya menuju kehidupan yang lebih baik. Ada kemungkinan di masa depan koleksi perpustakaan bisa jadi bukan lagi berwujud buku-buku (tercetak). Melainkan sudah direproduksi menjadi kumpulan compact disc (CD) sebagai alih bentuk tercetak ke digital. Dan ruang perpustakaan tidak lagi diisi oleh kursi dan meja baca. Tetapi berwujud kumpulan PC (Personal Computer) – sebagai alat bantu membaca – dengan fasilitas LAN (Local Area Network) dan terkoneksi ke jaringan.
Layanan pun semakin berkembang. Perpustakaan dituntut untuk selalu memposisikan sebagai “operator informasi”. Artinya informasi tidak begitu saja tersimpan/ berhenti di perpustakaan. Tetapi bagaimana mendistribusikan informasi kepada seluruh pelanggan yang membutuhkan.
Sungguh indah bila kelak perpustakaan mampu mewujudkan seluruh aktivitasnya berbasis teknologi informasi secara terus menerus dan berkesinambungan. Layanan siap antar dan layanan online (interaktif) menjadi penting diimplementasikan untuk selalu menemani pelanggannya. Sehingga kenikmatan pelanggan tidak hanya dari produk (informasi) digital saja, tetapi juga layanan kemudahan akses informasi yang cepat dan akurat.
Di sisi lain, talenta dan potensi pustakawan perlu dioptimalkan. Kebebasan mengekspresikan ide/ gagasan perlu disalurkan dalam menciptakan kreativitas. Sehingga aktivitas perpustakaan semakin semarak dan penuh keceriaan.



Kelebihan Perpustakaan Digital
v  Tidak dibatasi ruang: setiap pengguna dapat mengakses perpustakaan digital tanpa harus datang ke perpustakaan, selama pengguna mempunyai koneksi  dengan internet;
v  Tidak dibatasi waktu: akses ke perpustakaan digital dapat dilakukan 24 jam dalam sehari, dapat diakses kapan saja, tanpa batas waktu, selama pengguna terhubung dengan internet;
v  Penggunaan informasi lebih efisien: informasi yang ada dapat diakses oleh pengguna secara bersamaan dalam waktu yang sama dengan jumlah orang yang banyak;
v  Pendekatan bersturktur:  pengguna dapat mencari informasi secara bersturktur, misalnya dimulai dari menelusur katalog on line , kemudian masuk ke full text, selanjutnya bisa mencari per bab bahkan per kata;
v  Lebih akurat: pengguna dapat menggunakan kata kunci dalam pencariannya. Kata kunci yang tepat, akan membantu pengguna mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai dengan kata kunci yang dicantumkannya;
v  Keaslian dokumen tetap terjamin: Selama proses digitalisasi menggunakan bentuk image/format PDF, keaslian dokumen akan tetap terjamin;
v  Jaringan perpustakaan yang lebih luas: kemudahan dalam melakukan kerjasama/link antar perpustakaan digital, dimana  ada kesepakatan antar pengelola perpustakaan untuk melakukan resource sharing melalui jaringan internet;
v  Secara teori, biaya pengadaan dan pemeliharaan koleksi  menjadi lebih murah

Kekurangan Perpustakaan Digital
v  Undang-Undang Hak cipta (Copy Right) : dalam hukum hak cipta masalah transfer dokumen lewat jaringan komputer belum didefinisikan dengan jelas, masalah ini masih jadi perdebatan dalam proses pengembangan perpustakaan digital;
v  Pengguna masih banyak yang lebih menyukai membaca teks tercetak daripada teks elektronik;
v  Proses digitasi dokumen, membutuhkan waktu yang cukup lama, dibutuhkan ketrampilan dan ketekunan dalam mengembangkan dan memelihara koleksi digital;
v  Jika terjadi pemadaman listrik, perpustakaan digital yang tidak mempunyai jenset, tidak dapat beroperasi.
v  Pengunjung perpustakaan menjadi berkurang. Jika semua pengguna mengakses perpustakaan digital dari rumah masing-masing ataupun dari warnet,  maka pengunjung perpustakaan akan berkurang karena dengan mengunjungi perpustakaan digital, pengguna tidak merasa perlu mengunjungi perpustakaan secara fisik, tapi dapat mengunjungi perpustakaan dengan cara on line.
Kekurangan dari perpustakaan digital merupakan konsekuensi logis, dari pergeseran paradigma yang kini berkembang di masyarakat.  Namun kekurangan-kekurangan yang ada harus disikapi dengan arif bijaksana.  Walaupun masih ada kekurangan dan kelemahan, namun perkembangan perpustakaan digital harus terus dilanjutkan, demi kemajuan bangsa dan pembelajaran masyarakat sepanjang hayat.
                                                                                      












BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Sudah saatnya perpustakaan menyambut masa depan yang serbadigital. Segala aktivitas selayaknya mengarah kepada penerapaan teknologi. Teknologi bukan untuk ditakuti. Namun teknologi tercipta untuk dimanfaatkan dan didayagunakan. Bukan saatnya lagi teknologi menjadi sebuah hambatan untuk melangkah lebih maju dalam menatap masa depan. Terciptanya teknologi akan merangsang dalam menghasilkan produk (informasi) secara akurat, terkini dan terseleksi. Tentunya dengan tetap memperhatikan faktor kemanfaatan
Perpustakaan sebagai penghasil, pengolah dan pendistribusi informasi sudah selayaknya memanfaatkan teknologi informasi untuk didayagunakan secara maksimal. Perpustakaan akan lebih dikenal oleh masyarakat apabila dalam setiap layanan dan aktivitasnya dapat memberikan kepuasan untuk selalu memanfaatkannya.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan akan membawa kepada layanan informasi yang berkualitas. Tentunya yang diimpikan adalah layanan informasi yang tidak lagi terbatas ruang dan waktu. Kapan dan di mana saja perpustakaan siap menemani serta memuaskan pelanggannya.
Dapat disimpulkan juga bahwa keuntungan perpustakaan Digital yaitu : 
1. Perpustakaan digital secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan dengan perpustakaan tradisional. 
2. Institusi dapat berbagi koleksi digital. 
3. Koleksi digital dapat mengurangi kebutuhan terhadap bahan cetak pada tingkat lokal. 
4. Penggunaannya akan meningkatkan akses elektronik. 
5. Nilai jangKa panjang koleksi digital akan mengurangi biaya berkaitan dengan pemeliharaan dan penyampainnya.mudah dalam mengakses, memproduksi, dan menyebarkannya. 
6. mendukung program pendidikan jarak jauh. 
7. Mudah, cepat, murah dengan jangkauan dunia. 

A.    SARAN
            Saran yang dapat disarankan adalah diharapkan perpustakaan dapat memperluas akses penggunanya. Selain itu kerjasama pertukaran data adalah langkah awal menuju kerjasama layanan yang lebih luas dan lebih baik lagi yang akhirnya dapat meningkatkan penetrasi ilmu pengetahuan dan budaya ke masyarakat luas.
             

                                                                         BAB IV
DAFTAR PUSTAKA





























Pembuatan Aplikasi E-Learning

PROPOSAL   “Pembuatan Aplikasi E-Learning” Diajukan untuk Tugas Akhir Semester Ganjil Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Guru Mat...